Siapa sangka, mobil mainan atau diecast,
yang sering dianggap mainan anak-anak, justru bisa menjadi ladang bisnis
menggiurkan. Tengok saja Bambang Wijanarko, seorang pehobi sekaligus pebisnis
mobil mainan. Ia meraup keuntungan berkali-kali lipat dari mobil mini ini. "Dulu
saya beli hanya Rp 1.000 per unit. Sekarang, saya bisa jual barang yang sama
lebih dari Rp 300.000 tiap unit," ujar Bambang tentang jualannya.
Pembelian mobil Tomica dengan harga Rp 1.000 itu berlangsung
pada 1970-an ketika Bambang masih kecil. Nilai uang saat ini, tentu saja,
berbeda dengan 30-40 tahun lalu. Namun, Bambang tetap meraup untung dengan
menjual mobil-mobil mainan tersebut. Selain itu, Bambang menjual mobil mainan
Honda Civic Wonder yang dibeli dengan harga Rp 15.000 pada 1980-an. Di pameran
itu, ia membanderol harga mainan itu dengan harga di atas Rp 600.000. Beberapa
mobil mainan yang dibeli dengan harga Rp 3.000 dijual lagi dengan harga Rp
750.000.
Kebanyakan orang, ucapnya, mungkin membuang mainan-mainan itu.
Bambang pun, awalnya, mengabaikan mobil-mobil mainannya. Meski ia memiliki
koleksi mobil mainan Tomica, hingga 2009 Bambang belum menyadari mobil-mobil
mini itu merupakan peluang bisnis. Pada 2008, Tomica Fans Club Indonesia (TFCI)
terbentuk. "Saya nggak bergabung lantaran belum yakin dengan bisnis
itu," katanya. Setahun berselang, sejumlah anggota TFCI dari Jakarta ke
Bandung dan menjual mobil-mobil mini itu di Jalan Braga. "Saya baru yakin
setelah melihat banyak orang mencari mobil-mobil mainan Tomica di Braga,"
ujarnya.
Sejak itu, ia pun menjual mainan-mainan buatan Jepang itu. Ia
menyatakan belum sepenuhnya terjun ke bisnis penjualan mobil-mobil mainan
Tomica. Sejauh ini, dia hanya mengikuti pameran-pameran. "Ini persiapan
ketika pensiun nanti," kata pria yang masih bekerja di perusahaan swasta
ini. Bambang menyatakan bisnis mobil mainan Tomica sangat potensial, terutama
karena mainan-mainan itu diproduksi secara terbatas (seri). Menurut dia, bukan
hanya kelangkaan yang membuat harga mainan mungil itu melambung, melainkan juga
terutama karena mobil-mobil mini itu sebagai tiruan mobil-mobil yang berkembang
di tanah air.
"Tiruan mobil-mobil asli yang pernah ada di Indonesia harganya
paling mahal. Mobil aslinya makin lama makin hilang, tak diproduksi lagi.
Mereka bisa bernostalgia dengan membeli mobil ini," ujarnya. Itu sebabnya,
tiruan mobil jip, ia banderol dengan harga Rp 1,5 per unit. Ibnu Iraldi (33),
pembeli mobil mainan Tomica di pameran Toys and Games Republic di Be Mall,
menyebutkan mobil mungil itu merupakan investasi yang lebih mahal daripada
emas, apalagi tanpa mengenal fluktuasi harga. Pria yang masih berstatus
karyawan sebuah bank di Bandung itu mengatakan kenaikan harga mobil mainan
Tomica lebih cepat serta berlipat dibandingkan dengan emas. Beberapa bulan
lalu, Ibnu membeli 11 mobil mungil produk Negeri Sakura itu dengan harga Rp
350.000.
Bulan ini, ia mulai menikmati untungnya. Satu unit mainan yang
ia beli itu dijual dengan harga mulai dari Rp 100.000 per unit. "Memang
baru satu yang terjual tapi harga minimal Rp 100.000," kata dia. Ibnu pun
mulai berburu mobil-mobil mainan itu. Di pameran itu, Ibnu membeli empat
unit mobil Tomica. Tiga unit masing-masing berharga Rp 28.000 per unit. Namun,
ia harus membayar Rp 185.000 untuk Tomica Limited Vintage Neo. "Satu tahun
lagi Tomica Limited Vintage Neo ini saya jual dengan harga di atas Rp
300.000," katanya. Wow, menggiurkan bukan? Jangan buang mobil mainan anak
Anda. Siapa tahu, beberapa tahun ke depan para kolektor mengincar mobil itu dan
menawar dengan harga yang tinggi.
Dikutip dari : tribunnews.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar